Islam dan Pemimpin

Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya sedangkan orang jujur dianggap dusta. Penghianatan di beri amanah sedangkan orang yang amanah dituduh khianat. Dan pada saat itu, para Ruwabidhah mulai angkat bicara. Ada yang bertanya , ‘Siapa itu Ruwabidhah? Beliau menjawab, ‘Orang dungu berbicara tentang urusan orang banyak (umat)” (HR. Ahmad)

Dalam hadits lain yang panjang Rasullulah menjelsaskan tanda dekatnya hari kiamat yang ditandai dengan banyaknya pemimpin yang hina “tetapi aku akan sampaikan kepadamu tentang tanda-tandanya, yaitu apabila budak wanita melahirkan tuannya, maka itu bagian dari tanda-tandanya. Dan apabila orang-orang yang tidak berpakian dan tidak beralas kaki menjadi pemimpin manusia, maka itu bagian dari tanda-tandanya” (HR. Muslim dari Abu Hurairah)

Kondisi yang disebut rasulullah dalam hadisnya sudah terjai, lihat saja realita sekarang ini banyak pemimpin yang  gemar membangun pencitraan sehingga banyak masyarakat yang tertipu memujinya; alangak hebatnya, alangkah baiknya, alangkah bagus aqlahnya dan pujian-pujian yang linya padahal sebaliknya mereka tidak bias amanah dan suka berdusta tidak memikirkan rakyat kecil dan tidak menunaikan hak-hak mereka malah mereka gemar mengumpulkan kekayaan dan membangun istananya kawasannya makin mereka perparah mengan meemusuhi kaum muslim yang istiqomah menegakan agamanya bahkan menudingnya berbagai fitnah sebagai mana hadis rasulullah:

“Hampir-hampir taka da seorangpun yang menjalankan amanah sehingga dikatakan, ‘sesunggunya ditengah-tengah Bani fulan ada seseorang leki-laki yang sangat amanat sehingga dikatakan kepada seseorang ‘alangkah sabarnya, alangkah cermatnya, alangkah pandainya padahal di dalam hatinya tidak ada iman walaupun seberat biji sawi.” Laa haula walaa quwwata Illaa billah. Keberadaan para pemimpin bejat zalim jahil ini sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu alahi wasallam, “Sesunggunya aku takutkan atas umatku adalah (berkuasanya) para pemimpin yang menyesatkan” (HR. Abu Dawud, al-Tirmizi, Ahmad, dan al-Daimi.) Baca lebih lanjut

By PMB